Sunday, July 5, 2009

***7:142***

 
142. Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah [564], dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang
membuat kerusakan".

[564] Maksudnya: perbaikilah dirimu dan kaummu serta hal ihwal mereka.

---suplemen---
Kawaan-kawasan lain yang jauh dari pusat kedudukan Islam, mereka banyak yang menerima Islam sebagai penghormatan saja atas kekuasaan Muhammad yang dalam waktu pendek tersebar luas hingga mencapai perbatasan imperium Romawi dan Persia. Penyebarannya yang begitu cepat memang sangat mengagumkan, sehinga setiap kabilah itu berturur-turut mengiriimkan utuasan ke Madinah menyatakan kepada Nabi bahwa mereka dan kabilah-kabilah lain yang tergabung ke dalamnya masuk Islam. Tetapi dengan tersebarnya berita bahwa Nabi wafat, tidak heran jika iman mereka jadi goyah dan mereka berbalik murtad dari agama yang baru saja mereka terima. Juga tidak heran jika mereka kemudian membangkang terhadap agama ini lalu terbawa oleh orang-orang yang mengobarkan fitnah dan api permusuhan atas nama fanarisma dan kecongkakan Arabnya.

(Diambil dari buku Abu Bakr As-Siddiq, Muhammad Husain Haekal:62)
Arsip://pengajiankantor.blogspot.com

Wednesday, July 1, 2009

***7:141***



141. Dan (ingatlah hai Bani Israil), ketika Kami menyelamatkan kamu
dari (Fir'aun) dan kaumnya, yang mengazab kamu dengan azab yang sangat
jahat, yaitu mereka membunuh anak-anak lelakimu dan membiarkan hidup
wanita-wanitamu.  Dan pada yang demikian itu cobaan yang besar dari
Tuhanmu".



---suplemen---

Wajar saja bila agama ini tidak tidak dapat mengakar ke dalam hati
kabilah-kabilah yang bermasalah seperti yang sudah dihayati oleh
penduduk Mekah dan Madinah serta masyarakat Arab yang berdekata di
sekitarnya. Di tempat asalnya Islam memerlukan wakru dua puluh tahun
penuh untuk menjadi stabil. Selama itu pula lawan-lawanya terus
berusaha mati-matian melancarkan permusuhan, yang berlangsung hingga
selama beberapa tahun. Akibat dari semua itu, kemudian permusyuhan
berakhir dengan kemenangan di tangan Islam. Ajaran-ajarannya sekarang
dapat dirasakan dan meresap di dalam hati orang-orang Arab Mekah,
Ta'if, Madinah serta tempat-tempat dan kabilah-kabilah berdekatan yang
dapat berhubungan dengan Rasulullah dan sahabat-sahabatnya. Tetapi
mereka yang berada jauh dari daerah yang pernah menyaksikan kegiatan
Muhammad selama bertahun-tahun terus-menerus itu, mengajak orang kepada
ajaran Allah dan agama Allah, agama baru itu tidak membekas pada
mereka. Bahkan mereka memberontak dan berusaha hendak kembali kepada
kebebasan politik dan agama yang lama.



(Diambil dari buku Abu Bakr As-Siddiq, Muhammad Husain Haekal:60)

Arsip://pengajiankantor.blogspot.com

Monday, June 29, 2009

***7:140***

140. Musa menjawab: "Patutkah aku mencari Tuhan untuk kamu yang selain dari pada Allah, padahal Dialah yang telah melebihkan kamu atas segala umat.

---suplemen---
Masa Abu Bakr dapat dikatakan masa yang sungguh unik. Masa itu adalah masa transisi yang wajar dengan masa Rasulullah, baik dalam politik agama maupun dalam politik sekuler. Memang benar, ketika itu agama sudah sempurna, dan tak ada lagi orang dapat mengubah-ubah atau menukar-nukar apa yagn sudah ada dalam agama itu. Tetapi begitu Nabi wafat, orang-orang Arab pinggiran mulai berpikirpikir mau jadi murtad, atau memang suda banyak khabilah yang murtad. Maka tak ada jalan Abu Bakr harus bertindak menentukan langkah demi mengatasi keadaan yang sangat genting itu. Langkah itu sudah dimulai oleh Nabi sendiri ketika mengadakan hubungan dengan negera-negera tetangga dalam menjalankan politik dakwahnya itu. Jadi tak ada jalan lain buat Abu Bak daripada harus meneruskan langkah itu.

(Diambil dari buku Abu Bakr As-Siddiq, Muhammad Husain Haekal:56)
Arsip://pengajiankantor.blogspot.com140. Musa menjawab: "Patutkah aku mencari Tuhan untuk kamu yang selain dari pada Allah, padahal Dialah yang telah melebihkan kamu atas segala umat.

---suplemen---
Masa Abu Bakr dapat dikatakan masa yang sungguh unik. Masa itu adalah masa transisi yang wajar dengan masa Rasulullah, baik dalam politik agama maupun dalam politik sekuler. Memang benar, ketika itu agama sudah sempurna, dan tak ada lagi orang dapat mengubah-ubah atau menukar-nukar apa yagn sudah ada dalam agama itu. Tetapi begitu Nabi wafat, orang-orang Arab pinggiran mulai berpikirpikir mau jadi murtad, atau memang suda banyak khabilah yang murtad. Maka tak ada jalan Abu Bakr harus bertindak menentukan langkah demi mengatasi keadaan yang sangat genting itu. Langkah itu sudah dimulai oleh Nabi sendiri ketika mengadakan hubungan dengan negera-negera tetangga dalam menjalankan politik dakwahnya itu. Jadi tak ada jalan lain buat Abu Bak daripada harus meneruskan langkah itu.

(Diambil dari buku Abu Bakr As-Siddiq, Muhammad Husain Haekal:56)
Arsip://pengajiankantor.blogspot.com

Wednesday, June 24, 2009

***7:139***

139. Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang seIalu mereka kerjakan.

---suplemen---
Tidak ada yang menentang Abu Bakr sebagai khalifah

Lepas dari soal perbedaan pendapat dikalangan para ahli sejarah itu mengenai baiat serta ikut sertanya keluarga Hasyim dan pihak Muhajirin yang lain atau tidak ikut sertanya sebagian mereka, yang sudah disepakati tanpa perbedaan pendapat ialah, bahwa sepeninggal Rasulullah, sejak hari pertama yang harus memegang pimpinan adalah Abu Bakr.

Dari mereka yang tertunda memberikan baiat itu tidak ada yang mengatakan dari kalangan Banu Hasyim atau yang lain mencoba mendadakan perlawanan senjata atau berusaha menggugat-gugat khalifah yang pertama itu. Adakah itu karena kedudukan Abu Bakr di mata Rasulullah, yang sampai mengatakan: 'Kalau ada dari hamba Allah yang akan kuambil sebagai khalil, maka Abu Bakr-lah khalil-ku.'

(Diambil dari buku Abu Bakr As-Siddiq, Muhammad Husain Haekal:54)
Arsip://pengajiankantor.blogspot.com



Monday, June 8, 2009

***7:133***

133. Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah [558] sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.

[558] Maksudnya: air minum mereka berubah menjadi darah.

---suplemen---

Adakah suatu kekuatan di dunia ini yang dapat melebihi kekuatan iman! Adakah suatu kemampuan seperti kemampuan iman dalam hidup ini! Orang yang mengira, bahwa kekuatan despotisma dan kekuasaan punya pengaruh besar di dunia ini, ia sudah terjerumus ke dalam jurang kesalahan.

Jiwa yang begitu damai, begitu yakin dengan keimanannya akan kebenaran, yang mengajak orang berdakwah dengan cara yang bijaksana dan nasihat yang baik, dengan cara yang lemah lembut, yang bersumber dari akhak yang mulia dan perangai yang lembut, bergaul dengan orang-orang yang lemah, orang-orang papa dan kaum dhuafa, yang dalam penderitaannya sebagai salah satu sarana dakwahnya. Jiwa inilah yang sepantasnya mencapai sasaran sebagaimana dikehendaki, karena ia mudah diacu dan keluar sesuai dengan pola yang ada padanya.

(Diambil dari buku Abu Bakr As-Siddiq, Muhammad Husain Haekal:7)
Arsip://pengajiankantor.blogspot.com

Sunday, June 7, 2009

***7:132***

132. Mereka berkata: "Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu".

---suplemen---
Keberanian Menerima Islam Dan Menyiarkannya

Usaha Abu Bakr melakukan dakwah Islam patut di kagumi. Barangkali ada juga orang yang berpandangan, sudah merasa cukup dengan mempercayai Islam secara diam-diam dan tidak berterang-terang di depan umum agar perdagangannya selamat, berjalan lancar. Tapi ABu Bakr dengan menyatakan terang-terangan keislamannya, lalu mengajak orang-orang kepada ajaran Allah dan Rasulullah dan meneruskan dakwahnya untuk menyakinkan kaum muslimin untuk mempercayai Muhammad dan mengikuti ajaran agamanya, inilah yang belum pernah dilakukan orang; kecuali mereka yang sudah begitu tinggi jiwanya, yang sudah sampai pada tingkat membela kebenaran demi kebenaran. Orang demikian ini sudah berada di atas kepentingan hidup pribadinya sehari-hari.

(Diambil dari buku Abu Bakr As-Siddiq, Muhammad Husain Haekal:7)
Arsip://pengajiankantor.blogspot.com

Thursday, June 4, 2009

***7:131***

131. Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: "Itu adalah karena (usaha) kami". Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

---suplemen---
Abu Bakr adalah salah seorang pemikir Mekah yang memandang penyembahan berhala itu suatu kebodohan dan kepalsuan belaka. Ia sudah mengenal benar Muhammad - kejujurannya, kelurusan hatinya serta kejernihan pikirannya. Semua itu tidak memberi peluang dalam hatinya untuk merasa ragu, apa yang telah diceritakan kepadanya, dilihatnya dan didengarnya. Apalagi karena apa yang diceritakan Rasulullah kepadanya itu dilihatnya memang sudah sesuai dengan pikiran yang sehat. Pikirannya tidak merasa ragu lagi, ia sudah mempercayai dan menerima semua itu.

(Diambil dari buku Abu Bakr As-Siddiq, Muhammad Husain Haekal:6)
Arsip://pengajiankantor.blogspot.com